Peternakan Domba Garut "Toekang Domba"

Salam Peternak Indonesia!
"Toekang Domba" adalah nama peternakan khusus Domba Garut yang kami kelola untuk pembibitan domba garut unggul. Peternakan Domba Garut "Toekang Domba" adalah langkah kecil kami dalam upaya turut melestarikan ternak asli Indonesia khususnya Domba Garut. Peternakan "Toekang Domba" berlokasi di daerah Soreang sebelah selatan kota Bandung yang merupakan daerah yang nyaman dan sejuk dengan ketinggian 800 meter diatas permukaan laut.



Senin, 05 Oktober 2009

Perkandangan Domba - Kambing

Dalam suatu usaha peternakan ada tiga faktor utama yang sangat penting yang dikenal dengan “Segitiga Emas” (Breeding, Feeding dan Management). Ketiga faktor ini satu sama lain harus selalu berhubungan dan saling menunjang, disampaing faktor lainnya yang saling mendukung dari ketiga faktor tersebut yaitu kesehatan dan pencegahan penyakit serta pemasaran yang tidak boleh diabaikan dengan begitu saja.
Salah satu manajemen yang perlu diperhatikan yaitu manajemen perkandangan. Kandang merupakan salah satu aspek yang cukup penting dalam pemeliharaan DOKA (Domba-Kambing) karena perkandangan merupakan faktor yang cukup menentukan bagi kelancaran usaha ternak tersebut. Dimana kandang yang baik dapat membantu dan mempermudah para tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya dengan lebih efektif dan efisien, membantu dalam meningkatkan konversi pakan dan laju pertumbuhan serta kesehatan ternak.
Permasalahan yang timbul dalam pembuatan kandang adalah pendanaan, dengan menggabungkan antara prinsip yang bersifat praktis dan ekonomis, peternak akan dituntut untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan biaya, tenaga dan sumber daya manusia yang tersedia. Oleh karena bahan yang akan digunakan dalam membuat bangunan kandang ini, sebaiknya menggunakan bahan yang murah namun kuat dan tahan lama, mudah didapat di sekitar lokasi peternakan. Bahan yang biasanya digunakan untuk kandang yaitu bambu, kayu dan beton, sehingga dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama, sedangkan untuk atap kandang dapat digunakan seng, genteng, asbes, rumbia dan lain-lain. Bahan yang lebih umum digunakan yaitu bambu dan kayu dengan beratapkan genteng, karena bahan-bahan tersebut mudah didapat disekitar lokasi, harganya murah dan memiliki daya tahan yang cukup lama.
Bangunan kandang sebaiknya didirikan ditempat yang terbuka, diatas tanah yang rata dengan sirkulasi udara yang baik, tanah sekitarnya mudah meresap air atau pada saat musim hujan tanah cepat kering dan air akan dengan mudah mengalir dengan cepat atau tidak tersumbat, tidak dekat dengan pepohonan besar dengan tujuan agar kandang (ruangan kandang) dengan mudah mendapatkan cahaya matahari pagi secara merata dan bisa mendapatkan udara segar, jika kandang didirikan dibawah pepohonan besar maka ruangan kandang akan mudah menjadi lembab dan kurang sehat karena cahaya matahari ini tidak dapat masuk karena terhalang oleh pepohonan tersebut, jika kandang ini dengan terpaksa harus didirikan di area yang banyak pepohonannya maka jarak bangunan dengan pepohonan tersebut jaraknya agak berjauhan. Dengan mengatur jarak kandang dengan pepohonan tersebut maka kandang dapat dirikan karena pepohanan ini juga dapat berfungsi untuk menghindari angin kencang yang langsung masuk kedalam kandang yang bisa menyebabkan domba tersebut sakit.
Kandang sebaiknya harus dekat dengan peternak atau rumah jaga karena ternak setiap saat perlu diawasi baik dari segi kesehatan, tatalaksana dan keamanan. Seperti domba yang dapat melahirkan pada setiap waktu (pagi, siang dan malam), sehingga pada malam haripun peternak harus membantu kelahiran domba apabila domba sulit dalam melahirkan, karena tidak selamanya domba tersebut dalam melahirkan dengan normal. Sehingga kandang harus dibangun tidak terlalu jauh dari rumah peternak.
Kandang didirikan jangan terlalu dekat dengan rumah penduduk, sumur, dan yang paling penting adalah tidak ada rasa keberatan dari masyarakat sekitar apabila pembangunan kandang tersebut dibangun pada lokasi yang berdekatan dengan rumah penduduk, jarak antara kandang dengan rumah penduduk minimal 10 meter. Selain kita memperhatikan jarak bangunan kandang dengan rumah penduduk, jarak antara kandang satu dengan kandang lainnya perlu juga diperhatikan agar sinar matahari dapat dengan leluasa masuk kedalam kandang dan pertukaran udara dapat berjalan dengan baik. Jarak antar kandang minimal 7 meter.
Kandang dibuat atau dibangun menghadap ke Barat-Timur atau membujur Utara-Selatan. Tujuannya adalah agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam ruangan kandang (lantai kandang). Dimana sinar matahari ini sangat penting fungsinya sebagai desinfektan dan pembasmi bibit penyakit dan kuman, dapat mempercepat proses pengeringan kandang terutama pada lantai kandang yang basah atau lembab akibat air kencing maupun sisa air untuk memandikan domba dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat serta dapat membantu proses pembentukan vitamin D.
Macam-macam Kandang, Standar (bentuk, ukuran) dan kegunaannya :

a. KANDANG INDUK

1). Kandang induk masa kering
Bentuk kandang induk masa kering atau induk yang sedang tidak bunting dan induk tersebut siap untuk dikawinkan kembali, maka dibuat dengan menggunakan bentuk sistem “kandang koloni atau berkelompok”. Kandang koloni fungsinya sebagai kandang perkawinan bisa dibuat dengan berbagai macam bentuk: v Satu ruangan dibuat memanjang tanpa adanya penyekatan dengan diberi pintu pada masing-masing bagian ujung kandang untuk keluar masuknya ternakv Satu ruangan dibuat memanjang dengan dilakukan penyekatan pada bagian tengah ruangan kandang dengan diberi pintu pada masing-masing bagian ujung kandang untuk keluar masuknya ternakv Satu ruangan dibuat memanjang dengan dilakukan penyekatan menjadi beberapa sekat ruangan kecil yang dapat menampung 5-10 ekor ternak dengan ukuran 3x5 meter, dimana pada masing-masing ruangan sekat kandang tersebut diberi pintu untuk keluar masuknya ternak.

2). Kandang induk bunting (bersalin) dan menyusui
Bentuk kandang induk yang sedang bunting lebih dari tiga bulan dan dan induk yang sedang mengasuh anak atau menyusui dibuat dengan sistem tipe “kandang tunggal atau individu”. Ukuran kandang bersalin 1 x 1 m sampai 1,5 x 1,5 m.

b. KANDANG PEJANTAN
Bentuk kandang pejantan dibuat dengan system tipe “kandang tunggal atau individu”. Bahan yang digunakan sebaiknya menggunakan kayu yang kuat, pintu kandang dibuat dengan sistem pintu slot atau bisa dibongkar pasang pada saat untuk mengeluar masukkan ternak, jarak antar selot 20-30 cm. Ukuran kandang pejantan 1 x 1 m sampai 1,5 x 1,5 m.

c. KANDANG SAPIHAN
Bentuk kandang sapihan baik jantan maupun betina dibuat dengan bentuk tipe “kandang tunggal atau individu” dan “kandang koloni atau berkelompok” dengan dilakukan penyekatan menjadi beberapa sekat ruangan kecil yang dapat menampung 5-10 ekor ternak.

d. KANDANG PENGGEMUKAN
Bentuk kandang penggemukan dibuat dengan sistem tipe “kandang tunggal atau individu” dengan ukuran antara 50 x 50 cm sampai 75 x 75 cm.

e. KANDANG KARANTINA
Bentuk kandang karantina dibuat dengan bentuk tipe “kandang tunggal atau individu” dan “kandang koloni atau berkelompok”. Fungsi kandang karantina ini digunakan sebagai tempat penampungan sementara ternak-ternak yang sakit, ternak yang baru datang dan ternak yang diafkir, dimana semua ternak yang ada dikarantina ini akan diberi perlakuan khusus sesuai kondisinya.