Peternakan Domba Garut "Toekang Domba"

Salam Peternak Indonesia!
"Toekang Domba" adalah nama peternakan khusus Domba Garut yang kami kelola untuk pembibitan domba garut unggul. Peternakan Domba Garut "Toekang Domba" adalah langkah kecil kami dalam upaya turut melestarikan ternak asli Indonesia khususnya Domba Garut. Peternakan "Toekang Domba" berlokasi di daerah Soreang sebelah selatan kota Bandung yang merupakan daerah yang nyaman dan sejuk dengan ketinggian 800 meter diatas permukaan laut.



Rabu, 30 September 2009

Estrous Detektor Sapi, Kuda, Domba dan Babi


Alat ini mampu menunjukkan adanya masa estrous dengan memonitor perubahan yang terjadi pada resistensi mukosa vagina hewan.
Alat ini merupakan alat yang kecil, mudah dibawa (portable), dilengkapi baterai 9 V.

Pengukuran dilakukan secara sederhana dengan memasukkan pendeteksi ke dalam vagina hewan dan amati angka yang terbaca. Alat ini mudah digunakan oleh satu orang pengguna dan tidak memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan pengukuran. Disarankan melakukan satu atau dua pembacaan harian dalam beberapa hari berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang pasti dan aman. Deteksi estrous bergantung pada waktu identifikasi saat resistensi rendah dan kepekaan meningkat. Peningkatan resistensi menunjukkan terjadinya ovulasi dalam beberapa jam dan merupakan waktu terbaik untuk inseminasi atau kawin.

Untuk deteksi kebuntingan awal, pembacaan dilakukan kembali setelah inseminasi atau kawin, saat siklus estrous selanjutnya akan terjadi. Apabila resistensi tetap tinggi selama beberapa hari, berarti sedang terjadi gestasi (kehamilan). Sebaliknya bila resistensi rendah terlihat pada level estrous menunjukkan hewan tersebut tidak bunting.

Manfaat Detektor Estous:
  • Mengurangi kebutuhan terhadap observasi visual.
  • Mengoptimalkan waktu pembibitan ternak dan memaksimalkan rata-rata angka kebuntingan per konsepsi.
  • Mendeteksi kesalahan deteksi pada birahi tenang ( silent heat).
  • Dengan mengetahui kebuntingan lebih awal akan mendukung perlakuan yang lebih baik bagi hewan bunting.

Pemkab Bangun Puskesmas Hewan

Antisipasi Penularan Penyakit Lewat Hewan
Pemkab Bangun Puskesmas Hewan

SOREANG,(GM)-
Banyaknya penyakit yang ditularkan melalui perantara hewan, memunculkan ide bagi Pemkab Bandung untuk mengembangkan pusat kesehatan hewan (puskeswan). Meski baru di beberapa kecamatan, namun puskeswan ini rencananya akan didirikan di tiap kecamatan di Kab. Bandung.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bandung, Ir. Ernawan Mustika, Minggu (23/8) menuturkan, keberadaan puskeswan sangat penting. Selain untuk mengantisipasi penularan penyakit dari hewan, puskeswan juga bisa menjaga kualitas hewan ternak untuk dikonsumsi masyarakat.

"Seperti diketahui, banyak penyakit hewan dan penyakit yang ditularkan oleh hewan berkembang di masyarakat. Untuk itu, keberadaan puskeswan diharapkan bisa menanggulangi penyakit tersebut hingga tidak sampai menyebar ke masyarakat," jelasnya.

Menurut Ernawan, puskeswan tidak jauh berbeda dengan puskesmas biasanya. Di puskeswan dokter hewan dan perawat bertugas mengobati hewan, khususnya hewan ternak yang terjangkit penyakit. "Tidak itu saja, puskeswan bisa menjaga kualitas daging ternak. Sebab nantinya hewan yang akan disembelih harus dalam keadaan sehat," tuturnya.

Ernawan mengungkapkan, ide Pemkab Bandung mendirikan puskeswan menghadapi kendala dalam masalah dokter. "Puskeswan baru ada di Kec. Pasirjambu dan Kec. Katapang. Itu pun kita masih kekurangan tenaga ahli. Tapi ini hanya kendala teknis, ke depan kita akan menambahnya kalau puskeswan sudah ada di tiap kecamatan," jelasnya.

Lebih lanjut Ernawan mengatakan, untuk menjaga kualitas daging, pihaknya akan mengembangkan rumah potong hewan (RPH). Keberadaan RPH akan menjamin kualitas daging ternak yang akan dijual ke pasaran.

"Kalau di RPH, tentunya hewan yang akan dipotong diperiksa dulu, sehat atau tidak. Berbeda kalau bukan di RPH, bisa saja hewan berpenyakit pun dipotong dan dipasarkan hingga dikonsumsi masyarakat," jelasnya.

Menurut Ernawan, di Kab. Bandung baru ada 6 RPH, di antaranya di Kec. Pangalengan, Cicalengka, Katapang, dan Kec. Ciwidey. "Idealnya memang RPH ini ada di tiap kecamatan, namun kini kita fokuskan saja di daerah-daerah yang ada peternakannya," katanya. (B.97/oci.job)**

Sumber : http://www.klik-galamedia.com